Kotak Mesin Telusur / Mesin Pencari

Ayo Kita Sambut Dan Sukseskan
Gerakan Tagar "2019 GANTI PRESIDEN"
Mari Selamatkan NKRI Tercinta Ini
Dari Makar Jahat Kaum Sepilis Atheis
Serta Intervensi Asing Dan Aseng

Tips Musim Hujan


Persiapan Musim Hujan (Seri-1)

Persiapan Musim Hujan, Agar Aman dan Nyaman Saat Hujan


Penulis : Panji, Tining
Foto : Endro

Hujan rintik-rintik.. Hujan rintik-rintik.. Mungkin itu sepenggal lagu yang paling cocok memasuki bulan November dan seterusnya karena memang intensitas turun hujan di bulan ini sudah mulai deras. Kata pepatah usang, kalau bulan yang belakangnya diakhiri kata ber, itu artinya musim penghujan mulai datang.

Ini merupakan rejeki dari sang pencipta dan harus disyukuri. Jangan disesali bagi bikers yang doyan wara-wari di bawah naungan langit. Memang sedikit mengganggu mobilitas di outdoor. Tapi, jangan resah lantas gelisah, asal siap kenapa bro and sist enggak lanjutkan aktivitasnya.

Untuk menyambut musim penghujan ini, ada beberapa tips dan guide agar aman berkendara di saat musim hujan. Bisa dimulai dari perhatian lebih soal kaki-kaki serta komponen bergerak seperti rantai, kelistrikan dan part yang mudah berkarat seperti rantai. Juga perawatan cat, agar enggak mudah pudar dan kusam karena terkena air lalu disorot terik matahari. Khususnya, sobat yang ada di daerah yang kadar air garamnya tinggi. Ya, dekat pantai. Sehingga sangat berpengaruh banyak untuk komponen motor sobat.

Selain dilihat dari perawatan besutan sobat, tentu teknik berkendara saat hujan juga dibahas. Berkendara saat hujan alias riding on the storm, juga harus didukung penggunaan apparel yang mumpuni agar hujan tak halangi aktifitas sobat. Nyok mulai dari sekarang, persiapkan peralatan tempur dan besutan sobat agar bisa ‘menghantam’ derasnya air hujan. agar selalu aman serta nyaman di jalan raya.

Supaya jelas dan gamblang, apa saja sih yang musti dipersiapkan saat musim hujan datang? Simak artikel berseri yang dipersembahkan Motorplus dan motorplus-online.com! (motorplus-online.com)
Persiapan Musim Hujan (Seri-4)

Biar Safety Saat Hujan, Performa Ban dan Rantai Harus Dijaga


Penulis : Panji, Tining
Foto : Endro

Ban standar yang digunakan untuk daily use memang sudah didesain untuk melahap kondisi jalan basah dan kering. Namun, lamanya umur pakai ban sangat perpengaruh terhadap performa yang diberikan dalam kondisi berbagai cuaca. Terutama saat hujan, ban harus memiliki alur buang air yang bagus agar permukaannya enggak licin.

“Untuk pengecekan ban masih layak atau enggak, bisa gunakan TWI (Tread Wear Indicator). Caranya cukup tarik simbol segitiga yang tercetak di pinggir ban ke garis tengah dan lihat ada batasan TWI. Bila permukaan ban sudah sejajar dengan tonjolan, ini salah satu indikasi ban harus diganti karena performanya sudah tidak layak digunakan,” aku Dodiyanto, selaku New Production Development, PT Gajah Tunggal Mandiri selaku produsen ban IRC dan Zeneos.

Kalau ban masih baru, Dodi panggilan akrabnya menganjurkan supaya mengikuti anjuran penggunaan tekanan ban. Sehingga performa bisa maksimal saat diajak melibas jalan becek. Tekanan ban bisa dilihat di dinding ban. Misal, ukuran 70/90-17 wajib diisi angin dengan tekanan 225 KPa (32 psi).

Selain ban, kondisi rantai juga jangan sampai kering alias tanpa pelumas. Cukup semprotkan cairan chain lube. Agar setelah menerjang air hujan, air enggak mengendap dan bikin rantai cepat berkarat. Sebenernya yang harus kena semprotan cairan pelumas bukan hanya rantai. Mulai dari bearing roda depan-belakang dan standar samping juga musti kena semprot. So, enggak bikin seret. (motorplus-online.com)
Persiapan Musim Hujan (Seri-5)

Perhatikan Kondisi CVT Dan Mesin Kala Hujan, Pastikan Air Tak Rembes!


Penulis : Panji, Tining
Foto : Endro

Nih part yang bakalan fatal kalau enggak dapat perhatian lebih. Yaitu, mesin dan CVT. Kita bahas dulu bagian mesin. Memang air adalah sumber kehidupan, tetapi juga momok yang menakutkan kala sudah masuk ke dalam komponen engine. Saat musim penghujan, wajib hukumnya membenahi pertemuan blok mesin. Jangan sampai ada yang rembes. Artinya, oli saja bisa keluar dan tentu saat hujan air juga bisa masuk ke dalam jeroan mesin.

“Kalau air sudah masuk ke dalam engine, pastinya sangat bahaya. Bisa-bisa timbul karat dan merusak komponen engine yang ada di dalam,” papar Sarjono, dari bengkel Sweet Martabak Racing, Ciledug, Tangerang. Jadi intinya, kalau ada rembesan oli, mending langsung benahi. Biasanya tinggal ganti pakingnya saja.

Setelah mesin, bagian komponen CVT biasa rentan terkena air. Walau ada saluran pembuangan air, bila sering tentunya bakalan bikin karat. “Terutama yang sering karat adalah sliding sheave. Kalau sudah karat dan rusak, bakalan merambat ke komponen lainnya. Pasalnya dibagian ini, kan saling bertautan,” bilang Vincent, pemilik Vincents Galery Racing.

Menghindari aus, sliding sheave kembali diberi gemuk agar enggak terjadi slip. Jangan lupa bersihkan juga belt agar enggak mudah aus dan getas. Nah, ketika engine kelistrikan sudah dipersiapkan dengan benar, genangan air tinggi atau banjir 30 - 40 cm pun rasanya tak masalah. (motorplus-online.com)


Persiapan Musim Hujan (Seri-6)

Siapkan Perlengkapan Hujan, Sebelum Bepergian di Musim Hujan


Penulis : Panji, Tining
Foto : Endro

Perlengkapan hujan wajib disiapkan. Sewaktu-waktu dibutuhkan bisa langsung dipakai, tak perlu berteduh lama dan mengganggu pengguna jalan lain. "Selain jas hujan, kondisi kaca helm sebaiknya selalu dibersihkan. Dalam kondisi berkendara saat hujan, jarak pandang sangat dibutuhkan. Jangan sampai terganggu tetesan air yang nempel atau embun," anjur Youk Tanzil, peturing yang sudah berkeliling Indonesia dengan bendera Ring of Fire.

Apabila kaca helm bersih, air hujan tidak menempel di kaca dan tidak mengganggu pandangan. Sedangkan untuk mengantisipasi timbulnya embun di kaca bisa dipakai beberapa cara. Untuk pengguna helm full face bisa membuka sedikit bagian kaca untuk membantu sirkulasi udara di dalam helm.

Kalau perlu bisa memakai cairan kimia yang banyak dijual di pasaran sebagai anti fogging. Ketika dipakai saat hujan, kaca bisa tetap bening, terhindar dari embun. Selain kaca helm, pemilihan jas hujan sangat penting. Pilih jas hujan setelan celana. Jangan pakai jas hujan model ‘kelelawar’ alias ponco, karena sangat berbahaya. Bagian bawah yang menjuntai, bisa saja sewaktu-waktu tersangkut dan masuk ke gir. Risikonya, bisa berakibat celaka.

Tetap menggunakan pelindung kaki. Kebanyakan biker lebih sayang dengan sepatu, ketika hujan memilih melepas sepatu mengganti dengan sendal jepit bahkan tanpa alas kaki sama sekali. Sobat bisa pakai cover pelindung sepatu. (motorplus-online.com)
Persiapan Musim Hujan (Seri-7)

Pahami Kondisi Rute yang Dilalui Saat Hujan,




Untuk biker yang melakukan rute perjalanan rutin, sebaiknya hafalkan kondisi rute yang ditempuh. Hal ini membantu dalam mengenali jalan mana yang dilalui berlubang atau bergelombang. Jalan mana yang banjir atau lainnya.

"Apabila jalur yang dilalui banjir atau genangan, sebaiknya awarness lebih diingkatkan," terang Andry Berlianto, peturing antar provinsi bertajuk Sap7aranu. Terlebih banyak biker yang takut kena cipratan air, lalu ketika melibas genangan, kaki nangkring di atas. Harus ekstra waspada.

Selain mengganggu keseimbangan kendaraan, hal ini juga membuat pengguna motor bebek dan sport lepas dari posisi pengereman belakang. Mengikuti jalur kendaraan yang ada di depan, bisa juga dimanfaatkan untuk penunjuk kondisi jalan. “Ketika kendaraan di depan laju dan menyibak genangan, bisa membantu melihat kondisi jalan di bawah genangan. Berlubang atau aman dilalui,” wanti Andry

Yang harus diingat adalah dengan tetap menjaga jarak aman dengan kendaraan di depan, agar tidak melakukan pengereman mendadak. Tetap jaga posisi berkendara di sisi kiri. Berkendara di sisi kanan berakibat mudah terkena sibakan air dari kendaraan yang berlawanan arah dan ganggu keseimbangan berkendara. (motorplus-online.com)


Persiapan Musim Hujan (Seri-8)

Tetap Jaga Teknik Berkendara Aman Saat Hujan, Agar Tidak Terjadi Masalah


Penulis : Panji, Tining
Foto : Endro

Situasi hujan mengharuskan pengendara lebih berhati-hati. Teknik berkendara dengan jalanan yang basah, tentu berbeda dengan kondisi jalan kering. Untuk itu, Andry Berlianto dari Jakarta Road Survival Consulting menganjurkan pengendara memahami penguasaan kendaraan untuk melintas jalur genangan dan banjir.

Kalaupun tidak tergenang, jalanan licin. Pengendara harus lebih tenang, kendalikan motor dengan tidak melakukan buka-tutup gas secara mendadak. “Juga tidak grogi ketika melibas banjir. Kalau tidak pede melintasi banjir, sebaiknya balik arah. Pilih jalur lain yang tidak banjir,” sebut Andry yang berkantor di Gedung Gondangdia Lama,  Jl. RP. Suroso No. 25, Gondangdia, Jakarta Pusat.

Buka-tutup gas yang dilakukan secara mendadak akan berpengaruh ke mesin. Pada kondisi gas ditutup, air terisap knalpot dan bisa naik ke ruang bakar. Bisa-bisa, malah bikin macet di tengah banjir.

"Melibas genangan atau banjir, buka-tutup gas konstan, posisi di gigi dua untuk motor bebek atau sport. Sedangkan motor matik cukup mainkan rem dengan sedikit buka gas. Sebab kalau gas ditutup kemungkinan air terisap," ujar Andry.

Pengereman juga harus dijaga. Pada kondisi basah, baik rem teromol maupun cakram, kondisinya tidak sepakem pada keadaan kering. Sehingga jarak main pengereman kondisi basah lebih panjang. Jangan melakukan pengereman mendadak di kondisi jalan basah dan lebih licin. Lakukan pengereman dengan lebih halus untuk mengantisipasi. (motorplus-online.com)


Persiapan Musim Hujan (Seri-9 Habis)

Cari Tempat Berteduh Aman Saat Hujan, Bukan di Tempat Rawan


Penulis : Panji, Tining
Foto : Endro

Pada awal musim hujan seperti sekarang ini, kondisi perubahan cuaca masih ekstrem. Hujan yang deras kadang sering diikuti angin dan petir. Dianjurkan tidak melawan kondisi alam ekstrem ini dengan tetap berkendara. Kalau hujan angin dan petir terjadi, lebih baik segera mencari tempat berteduh aman.

Berteduh di bawah pohon atau di warung semi permanen, jelas sangat berbahaya. Apabila pohon tumbang tidak kuat menahan angin, bisa menjadi bencana. Selain itu, berteduh di badan jalan seperti di underpass juga tidak disarankan. Karena menggangu pengguna jalan lain dan tentunya juga akan jadi sangat mengganggu hak pengguna jalan lain.

Tempat berteduh yang aman seperti supermarket atau mal, minimarket atau di SPBU. "Berteduh, istirahat sekalian bisa dimanfaatkan untuk ngopi, menghangatkan tubuh. Sambil menunggu hujan reda lalu melanjutkan perjalanan," saran Andry. (motorplus-online.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar